Senin, 18 Februari 2008

PERJALANAN WAKTU

Terlalu sering kita menyaksikan dan mendengarkan hal-hal yang biasa namun sama sekali tidak biasa. Dalam sejarah penjelmaan hasratku, aku tidak mampu membayangkan bagaimana jejak demi jejak kutinggalkan, belantara hutan menjadi teman, puncak gunung menjadi sahabat perenungan.


Sampai detik ini Cuma kesanggupanku saja yang bisa mendepinisikan kejujuran itu, buatku tak lebih. Aku tak cukup mampu menyusun kata dari peristiwa sampai menjadi definisi. Sungguh itu mengalir kedalam hati karena cuma aku yang mengalami. Sebagaimana air jatuh tanpa maksud memperhalus apalagi meratakan batu, jadi mohon dimaklumi kecukupsulitanku menghadapi pertanyan-pertanyaan tentang hasilku melanglang tinggi tempat biasaku berpijak, terus terang aku cuma bisa mempuisikannya pada relungku.

Semua itu tak hanya menjadi naluri cultural dalam kesadaran pikiran batinku, jauh.. dan lebih jauh lagi dari itu. Sebagaimana keringat, tinja, air mata, aku juga memandang bahwa apa yang aku lakukan terjadi lewat pergulatan-pergulatan panjang yang alami, Begitu saja. Dalam arti ia menimbulkan emosi, batin, pikiran yang pada akhirnya menimbulkan manfaat tersendiri yang pasti tidak akan mungkin bisa dimengerti, Sebab bukti dari dari apa yang aku lakukan ini adalah jawabannya, meyakini bahwa alam ini terlalu cantik sehingga dengan sedikit nafsu mudaku aku berusaha menggauli dan merebahkannya dalam selimut waktu, sampai pada akhirnya definisi yang aku cari dan minta ditemukan.

Jujur… aku sampai saat ini Cuma bisa mendefinisikan bahwa aku mendapatlkan hiburan visual dalam makna yang paling dalam. Jadi itulah tak ada harap lebih selain berusaha mencoba mendekati identitas, bersekutu dengan kejujuran hati agar aku tak lagi munafik berjalan tegak dan tunduk. Untuk itu aku berusaha bersahabat dengan sesuatu yang menciptakan embun dari udara malam, menciptakan batu halus yang disisir terpaan air, mendekat pada yang mutlak

Dengan mencoba menghayati waktu ditempat yang sementara ini aku kencani. Akhirnya mudah-mudahan aku menemukan aku yang sanggup berkata “ Jika Tuhan ada, ia ada disana dijantung batu ditempat berdiamnya waktu “.

Tidak ada komentar: